Furniture Online Terpercaya

Mimbar Masjid – Mimbar, salah satu elemen penting dalam arsitektur masjid, sering kali luput dari perhatian. Padahal, fungsinya bukan sekadar tempat khatib berdiri saat Jumat tiba. Ia adalah simbol, warisan budaya, bahkan cermin dari nilai-nilai peradaban di balik bangunan suci tersebut. Lewat mimbar, kita bisa “membaca” sejarah, memahami filosofi, dan merasakan sentuhan seni dari masa ke masa.

Baca juga: 5 Langkah Mudah Memilih Jasa Pembuatan Mimbar Masjid Berkualitas

Nah, menariknya, bentuk dan desain mimbar ini ternyata sangat beragam, tergantung dari mana asalnya. Yuk, kita jalan-jalan sejenak ke tiga negara yaitu Indonesia, Turki, dan Maroko. Meskipun sama-sama negara dengan mayoritas Muslim, masing-masing punya gaya tersendiri dalam memaknai dan membangun mimbarnya. Mari kita kulik satu per satu.

Mimbar Masjid dari Tiga Benua

Indonesia

Di tanah air, desain mimbar masjid umumnya sederhana, tidak terlalu mencolok. Tapi jangan salah, kesederhanaannya justru jadi kekuatan. Kebanyakan mimbar di Indonesia terbuat dari kayu jati atau mahoni, dengan ukiran khas lokal, mulai dari motif flora, geometris, hingga kaligrafi ayat suci. Desain seperti ini bisa ditemukan di masjid-masjid tradisional di Jawa, Sumatra, hingga Kalimantan.

Misalnya, mimbar Masjid Agung Demak, yang konon merupakan peninggalan Wali Songo, tampil minimalis namun penuh makna. Tanpa dekorasi berlebihan, tapi tetap terasa aura wibawanya. Keunikan lainnya, mimbar di Indonesia sering menyatu dengan budaya setempat kadang warnanya lebih cerah, kadang dilengkapi ornamen khas daerah, bahkan ada yang berhiaskan batik.

Tips: Kalau kamu tertarik membuat mimbar untuk masjid lokal, gunakan material yang tahan lama tapi tetap ramah lingkungan.

Kolaborasi dengan pengrajin lokal bisa jadi pilihan bijak untuk menjaga nilai budaya tetap hidup.

Turki

Pindah ke negeri dua benua, Turki punya gaya mimbar yang jauh lebih megah. Coba saja tengok mimbar di Masjid Biru (Sultan Ahmed Mosque) di Istanbul. Tingginya bisa mencapai beberapa meter, lengkap dengan tangga melingkar dan atap lancip yang menjulang. Mimbar-mimbar di sana biasanya dibuat dari marmer putih dengan ukiran rumit khas Ottoman.

Desain mimbar ala Turki ini memang menggambarkan kejayaan Kekaisaran Utsmani. Tak hanya berfungsi sebagai tempat berkhutbah, tapi juga sebagai simbol otoritas keagamaan dan kekuasaan politik. Estetikanya kuat, penuh detil, dan mengedepankan simetri. Tak heran kalau banyak arsitek masjid di dunia terinspirasi dari gaya Ottoman ini.

Tips: Ingin gaya Turki? Pilih bahan seperti batu alam atau marmer buatan, dan pastikan pencahayaannya pas agar ukiran terlihat menonjol.

Pertimbangkan juga tinggi mimbar, supaya tetap fungsional tanpa mengorbankan kenyamanan khatib.

Maroko

Kalau bicara tentang seni Islami yang kaya warna dan bentuk, Maroko jelas tak bisa diabaikan. Negara di ujung barat laut Afrika ini punya mimbar yang sangat dekoratif. Biasanya terbuat dari kayu, dilapisi cat warna-warni, dan dihiasi mozaik zellige khas Maroko. Setiap elemen punya makna simbolis, dan semuanya dikerjakan secara manual oleh pengrajin lokal.

Di Masjid Koutoubia di Marrakesh, misalnya, mimbarnya dibuat pada abad ke-12 dan masih bertahan sampai sekarang. Meskipun sekarang disimpan di museum demi pelestarian, duplikatnya tetap digunakan untuk khutbah Jumat. Ukiran bintang-bintang, pola daun, dan warna kontras jadi ciri khasnya. Desain mimbar Maroko menggabungkan seni, spiritualitas, dan keindahan dalam satu tarikan napas.

Tips: Kalau ingin gaya Maroko, jangan takut bermain warna dan pola. Tapi tetap perhatikan harmoninya agar tidak terkesan berlebihan.

Sertakan unsur pencahayaan alami atau buatan untuk menonjolkan mozaik dan detail ukiran.

Perbandingan

Melihat ketiganya, kita bisa simpulkan bahwa mimbar bukan hanya soal bentuk, tapi juga soal identitas. Indonesia menonjolkan kesederhanaan lokal, Turki membawa kemegahan kekaisaran, sementara Maroko merayakan seni dalam spiritualitas.

Namun, meski berbeda, semuanya punya benang merah: fungsi sakral, nilai historis, dan seni yang memikat. Menariknya, kini makin banyak arsitek yang mencoba memadukan elemen-elemen dari berbagai negara dalam satu desain. Misalnya, mimbar kayu bergaya Maroko tapi dengan struktur khas Ottoman, atau mimbar minimalis dengan sentuhan mozaik.

Melestarikan Sambil Berkarya

Mimbar adalah saksi bisu ribuan khutbah yang telah disampaikan. Ia tidak hanya berdiri diam, tapi menyimpan energi spiritual, nilai sejarah, dan seni rupa dari peradaban Islam. Dengan memahami perbedaan desain mimbar dari Indonesia, Turki, dan Maroko, kita bisa lebih menghargai kekayaan budaya Islam global.

Dan siapa tahu, mungkin suatu hari nanti kamu terinspirasi membuat mimbar sendiri yang tak hanya indah dipandang, tapi juga punya cerita yang bisa diceritakan turun-temurun.

Kalau sudah begini, mimbar bukan cuma tempat berdiri, tapi tempat berdiri teguh menjaga warisan, menyuarakan kebaikan.

Jika Anda membutuhkan podium atau mimbar untuk ruang ibadah Anda. Kami ahli dalam pembuatan podium dan mimbar dari kayu jati, stainless, atau akrilik. Dengan pengalaman dan bahan berkualitas, kami siap mewujudkan desain impian Anda. Tim kami akan bekerja sama dengan Anda untuk memastikan setiap detail yang perlu dipertimbangkan. Dari podium tradisional hingga mimbar modern, kami menyediakan solusi sesuai kebutuhan Anda. Hubungi kami di halaman ini sekarang untuk konsultasi. Percayakan kepada kami untuk memberikan sentuhan elegan dan fungsionalitas yang Anda butuhkan di dalam ruang ibadah Anda.